Teruslah berani melangkah dan capailah mimpi dan impianmu

Jumat, 28 Juni 2013

Ramah Lingkungan dengan Green Hospital

Rumah Sakit
Menurut Depkes tahun 2004, Rumah sakit (RS) adalah sebagai sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat penularan  penyakit  serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan. Seperti kita ketahui bahwa rumah sakit dikenal sebagai sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat untuk menunjang kesehatan masyarakat sendiri. Rumah sakit dituntut selalu memberikan pelayanan terbaik bagi pasien. Rumah sakit tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan seperti perawatan dan pengobatan begitu saja. Rumah sakit berusaha memberikan pelayanan dengan menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang efektivitas pelayanan kesehatan pasien serta kondisi tempat yang nyaman, bersih, dan sehat sehingga dapat menunjang kenyamanan dan  kesembuhan pasien itu sendiri.

Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit

Menurut Depkes tahun 2009, Kesehatan lingkungan rumah sakit diartikan sebagai upaya penyehatan dan pengawasan lingkungan rumah sakit yang mungkin berisiko menimbulkan penyakit dan atau gangguan kesehatan bagi masyarakat sehingga terciptanya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Kondisi lingkungan rumah sakit menjadi salah satu point terpenting. Kondisi lingkungan yang kotor, tidak beraturan, gersang, sampah yang tidak terurus berserakan membuat penilaian rumah sakit itu menjadi buruk. Efek yang diakibatkan bukan hanya itu saja, kondisi lingkungan yang buruk dapat menjadi sumber penyakit bagi pasien yang dirawat di rumah sakit tersebut. Bukannya pasien menjadi sembuh malah mengakibatkan komplikasi penyakit lainnya sehingga membuat keadaan pasien bertambah buruk. Tentu saja tidak ada yang menginginkan hal itu terjadi.

Green Hospital

Fakta bahwa keberadaan rumah sakit yang terletak di tengah kota dengan diapit oleh pemukiman yang semakin padat setiap waktunya. Sedangkan daya dukung lingkungan menjadi terbatas dan ini kurang menjadi perhatian bagi sebagian rumah sakit. Padahal pengelolaan lingkungan rumah sakit yang baik dapat mengurangi dampak negatif dari rumah sakit itu sendiri seperti pencemaran lingkungan yang dapat mempengaruhi tingkat kesehatan pasien di rumah sakit. Pengelolaan lingkungan yang kondusif dapat memberikan kepuasan baik bagi pasien, keluarga, ataupun tenaga kesehatan yang ada di rumah sakit tersebut. Oleh karena itu, rumah sakit berwawasan lingkungan atau Green Hospital dapat dicanangkan dan diterapkan secara merata bagi setiap rumah sakit.

Green Hospital merupakan rumah sakit yang berwawasan lingkungan dan dapat menjawab atas tuntutan kebutuhan pelayanan paripurna serta menjamin dari aspek kenyamanan dan keamanan lingkungan rumah sakit. Greeen Hospital bukan berarti seluruh isi rumah sakit berwarna hijau tapi lebih ditekankan pada rumah sakit yang ramah akan lingkungan. Beberapa pengalaman bahwa beberapa rumah sakit masih kurang memperhatikan hal yang satu ini. Kurangnya pepohonan ataupun tanaman hijau membuat kondisinya terlihat gersang dan sesak karena yang terlihat cuma ruangan rumah sakit yang saling menempel satu sama lain. Jika pun ada itu hanyalah sebuah taman yang terletak ditengah antara ruang pasien. Terkadang taman tersebut tampak tidak terurus yang dapat terlihat dengan rumput yang mulai meninggi menjalar dan dedauan yang berjatuhan dari rantingnya bahkan mirisnya dapat ditemukan beberapa sampah yang masih berserakan. Kurangnya kesadaran bagi penghuni rumah sakit dapat menjadi pemegang kendali keberhasilan dalam pelaksanaan rumah sakit berwawasan lingkungan.

Konsep Green Hospital

1. Lokasi Rumah Sakit
Penetapan lokasi menjadi salah satu hal terpenting dalam mewujudkan rumah sakit berwawasan lingkungan. Keterbatasan lahan fisik menjadi kesulitan tersendiri dalam penatalaksanaannya. Namun, banyak hal untuk mensiasatinya seperti membentuk beberapa taman hijau di sudut ruangan ataupun ditengah ruangan sehingga membuat rumah sakit menjadi lebih hidup. Pembuatan taman diharapkan dapat membantu sirkulasi udara dapat berjalan dengan baik. Seperti yang kita ketahui polusi udara akan semakin meningkat seiring waktu. Udara yang kita hirup terkadang bukanlah udara segar tetapi telah bercampur dengan karbondioksida dan debu yang bercampur menjadi satu sehingga berdampak buruk pada sirkulasi udara dalam tubuh. Akibatnya banyak masyarakat sering terkena penyakit seperti ISPA (infeksi saluran napas atas) yang ditandai dengan batuk hingga sesak napas.

Pencapaian hasil yang terbaik adalah penetapan lokasi lahan yang luas bisa dijadikan suatu pertimbangan dalam meningkatkan mutu Green Hospital itu sendiri. Lokasi lahan yang luas dapat menjadi ruang terbuka hijau yang dapat menunjang kesembuhan pasien itu sendiri. Pilihan jenis tanaman juga bisa menjadi pertimbangan dalam menentukannya. Tanaman yang dipilih diharap bisa menyerap dan menyaring udara kotor yang ada menjadi udara segar. Pemilihan tanaman obat yang sekaligus berfungsi sebagai tanaman hias dapat dijadikan alternatif. Diharapkan tanaman obat yang ada diapat dimanfaatkan sebagai obat alami bagi kesembuhan pasien.

2. Efisiensi penggunaan air


Penggunaan air yang terlalu berlebihan dapat merugikan rumah sakit itu sendiri. Jadi, efisiensi penggunaan air dapat menjadi salah satu point yang perlu diperhatikan. Untuk mengurangi konsumsi air yang berlebihan, dapat diusahakan penghematan penggunaan air agar tidak terbuang percuma. Efisiensi Penggunaan Sumber daya air dapat berupa efisiensi penampungan, penyimpanan, penyaluran, dan efisiensi pemanfaatan air berupa penggunaan sumber daya air yang tepat guna dan dapat dilakukan secara optimal. Penggunaan air secara hemat dapat pula mencegah terjadinya pencemaran limbah rumah sakit terutama dengan memanfaatkan secara optimal grey water system.



Grey water adalah sisa pembuangan air yang berasal dari cucu piring, mandi, ataupun bekas cucian. Segala bentuk pembuangan air seperti cuci piring, laundry, mandi yang dilakukan pihak rumah sakir termasuk dalam Grey water, dan ini bisa termasuk dalam kategori limbah. Oleh karena itu, untuk mengatasinya dibentuklah Grey water systemGrey water system adalah sebuah sistem yang memanfaatkan pembuangan air limbah tadi untuk dapat digunakan dan dimanfaatkan kembali untuk kebutuhan lainnya. Prinsip kerjanya pun sederhana dan mudah untuk dilakukan. Jadi, Grey water system dapat menjadi alternatif dalam penghematan dan efisiensi air.  Betapa banyak air yang dapat dihemat jika sistem ini bisa diterapkan pada masing-masing rumah sakit. Sungguh luar biasa
.  
3. Efisiensi energi
Rumah sakit yang ramah lingkungan tentu saja sangat memiliki garis lurus dengan yang namanya efisiensi energi karena konsep dari bangunan ramah lingkungan akan menimalkan penggunaan energi untuk mencegah semakin besarnya polusi dan efek buruk lainnya. Efisiensi energi dapat berupa penggunaan AC pada setiap ruang dan bagian di rumah sakit. Penggunaan AC yang berlebihan sebenarnya dapat menyebabkan efek yang buruk bagi tubuh seperti kulit kering karena AC dapat menark kelembapan dari kulit. Penelitian lain juga menyebutkan bahwa adanya infeksi virus yang terbawa oleh udara yang ada. Untuk mengantisipasinya dapat dengan penggunaan optimal dari ventilasi dan sirkulasi udara yang baik pula. Mungkin dapat diterapkan dengan penggunaan jendela yang terbuka sehingga udara yang ada diluar dapat masuk dengan baik. Hal itu juga diiringi dengan penanaman tanaman hijau disekeliling dan setiap sudut rumah sakit sehingga sirkulasi udara menjadi baik. Jika sirkulasi udara yang ada malah jelek maka ini dapat menimbulkan penyakit akibat infeksi nasokomial yang berasal dari rumah sakit itu sendiri. 


Penggunaan lampu secara hemat dapat menjadi efisiensi energi listrik. Konsep bangunan rumah sakit dengan panel surya dapat menjadi suatu pilihan. Pemanfaatan cahaya matahari sebagai energi dapat mengoptimalkan penggunaan energi listrik.

4. Pengelolaan limbah
Aktivitas rumah sakit tentunya akan menghasilkan hasil pembuangan seperti limbah baik padat, cair ataupun gas, yang mengandung kuman patogen, zat-zat kimia yang tentunya bersifat berbahaya dan racun. Masalah ini tentu menjadi masalah utama pada setiap rumah sakit. Segala hasil pembuangan limbah baik medis ataupun non medis sangat perlu diperhatikan untuk penanganannya. Jika dibiarkan maka akan menimbulkan pencemaran yang akan berdampak buruk bagi kesehatan pasien maupun tenaga kesehatan yang ada di sana. Pengelolaan limbah bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. 

Hal pertama yang harus diketahui adaalah jenis limbah. Setiap jenis limbah memiliki penanganan yang tentunya berbeda-beda pula. Setelah itu, dilakukan pemisahan sesuai kategori yang telah ditetapkan. Kemudian dilakukan penampungan, pengangkutan dan pembuangan. Penggunaan incinerator merupakan suatu hal lumrah yang dilakukan untuk penghancuran limbah padat dengan pembakaran pada suhu tinggi dan secara terpadu pada umumnya aman bagi lingkungan dan memenuhi persyaratan dari Kementerian Lingkungan Hidup. Penggunaan incinerator dapat mengurangi volume sampah hingga 95%.

Penerapan Green Hospital

Di Indonesia, penerapan Green Hospital masih belum dapat diterapkan secara menyeluruh. Tentunya perlu persiapan dan perombakan setiap elemen yang ada untuk mewujudkan terbentuknya Green Hospital itu sendiri. Namun, RSUD Daya Makassar dapat menjadi contoh bagi rumah sakit lainnya di Indonesia dalam mewujudkan rumah sakit yang ramah lingkungan. Hal paling penting dalam program Green Hospital ini adalah komitmen setiap bagian dari rumah sakit untuk menerapkan hal ini. Tidak untuk waktu ini saja namun dapat terus berkomitmen dan apresiasi dapat terus ditingkatkan untuk waktu kedepannya. Memang bukan hal yang mudah namun jika komitmen itu terus dijaga maka tidak ada sesuatu yang mustahil untuk dilakukan. Green Hospital adalah suatu yang patut untuk dibanggakan.



0 komentar:

© Puja Indah Anggraeni, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena