“Tidak ada”tangan Randy memegang tangan kecil Naya untuk terus berjalan. Sesekali Naya menengok ke belakang telah seberapa jauh dia menelusuri jamsa street. Akan kah yang dikatakan teman-temannya benar. Seberapa jauh perjalanan cinta ini akan terus berjalan, apakah akan putus ditengah jalan. Entahlah hanya Tuhan yang tahu.
***
Sepeda putih itu terus dikayuh Naya dengan beberapa buku yang ada di rak sepedanya. Senyum dari wajah Naya terpancar di pagi cerah itu. Jam menunjukkan pukul 09.05, sudah telat lima menit Naya pun mempercepat langkahnya ke suatu tempat. “silahkan masuk”
“Permisi…”
“Oh, Naya masuklah... apa kau sudah menyelesaikannya?”
Naya pun menganggukan kepalanya dengan penuh keyakinan. “ ini beberapa desain yang telah saya buat. ........”
Profesor Alex memandang dengan serius hasil desain itu. “baiklah, nanti saya akan menghubungi kamu jika penilaian nya sudah selesai.”
“terima kasih pak”seraya membungkukkan setengah badannya.
“Naya....”teriak seorang cewek di ujung lorong sambil melambaikan tangan ke arahnya.
Naya pun membalas lambaian tersebut dan perlahan melangkah mendekati sahabat dekatnya, Taeyeon. “Bagaimana hasilnya?”
Naya mengelengkan kepalanya. “ku harap desainmu bisa diterima. Jadi, kamu bisa dipromosikan pada perusahaan itu. Kalau kamu berhasil, kau harus traktir ku satu hari penuh.” Naya hanya bisa tertawa kecil.
Beberapa tumpukkan buku tebal ada di hadapan Naya dengan kacamata yang terpasang di kedua matanya. Taeyeon hanya memandang dengan tatapan kosong terhadap temannya ini. Bukanlah suatu hal yang mengejutkan jika Naya bisa diberikan kesempatan untuk dipromosikan di suatu perusahaan jika setiap hari dia terus bertemu dengan buku-buku tebal ini.
“kemarin kami berdua ke Jamsa street...”
“Apa???”muka Taeyeon yang pada mulanya bosan setengah mati seketika terkejut dari perkataan temannya ini.
“baa...gaimana bisa, kan sudah ku katakan jangan pernah ke sana. Soalnya aku pernah mengalaminya.”
“aku hanya ingin mencoba sejauh mana kebenaran akan mitos itu.”
“Tapi Naya semestinya kau harus belajar dari pengalamanku. Seharusnya dari dulu tidak ku katakan tentang hal ini..” jawab Taeyeon lesu. Naya hanya terseyum kecil dan melanjutkan membaca buku itu.
***
Sekerumbunan orang telah memenuhi sebuah kedai. Seorang kakek tua sibuk melayani pelanggannya yang begitu banyak. Memang kedai kakek tidak ada tandingannya. Makan sekali saja maka akan membuat pelanggannya terus ketagihan akan lezatnya Shepherd's Pie yang merupakan perpaduan tumisan daging sapi cincang dengan wortel dan kacang merah, lalu ditutup dengan mashed potato yang diaduk dengan susu ditambah dengan butiran keju. Walaupun begitu, beliau tidak akan sanggup jika bekerja sendirian apalagi telah menginjak umur tua. Makanya dari itu, kakek mengizinkan Naya untuk kerja sambilan di kedainya. Sejak itu pula hubungan mereka pula sangatlah dekat seperti kakek dengan cucunya.
“Aah, Naya syukurlah kau datang. Ayo cepat,..”
“Baik, kek”buru-buru Naya meletakkan tas dan bukunya kemudian membantu mengantarkan pesanan ke pelanggan yang semakin bertambah. “tidak biasanya pelanggan kita banyak kek?”
“Kenapa? Kau tidak suka?” cetus kakek sambil menyiapkan makanan untuk pelanggannya.
“Ahh, tidak aku malah bersyukur, sehabis ini kita harus merayakannya kek.”Sang kakek hanya bisa tersenyum renyah penuh rasa senang.
Perasaan bahagia terpancar dari wajah kakek. Walaupun dulu harus hidup susah sebatang kara mengahadapi kerasnya kehidupan. Namun, sekarang ia bisa memetik hasilnya. Itulah yang membuat Naya senang dan begitu bangga terhadap kakek.
Malam semakin larut, rasa letih menjalar dari ujung kaki hingga ujung kepala. Naya seolah tak sanggup lagi mengayuh sepedanya namun secepatnya dia harus pulang dan merebahkan dirinya. Bangunan dengan kombinasi warna krem dan abu-abu telah didepan matanya. “Akhirnya sampai juga.” Gumam Naya.
***
Kringgg.......
Naya perlahan membuka matanya tepat pukul 08.15 pagi.
“Astaga, aku telat!”
Dengan kecepatan penuh Naya segera mandi, berbaju, dan menyiapkan segala sesuatu untuk persiapan kuliah pagi ini. Tanpa disadari dia melupakan suatu hal yang penting yaitu Randy yang telah menunggu lama di depan pintu rumahnya.
“Ehmmmm.....selamat pagi chibi.”
Begitulah panggilan nakal Randy menghadapi kekasihnya yang kecil imut-imut itu. Randy tersenyum kecut sepertinya kesal dengan tingkah laku naya pagi ini.
“Sudah lama?...”
“Mungkin sekitar 2 jam yang lalu..”
Naya semakin memasang wajah cemberut dari perkataan Randy. Namun walaupun begitu rasa marah itu akan hilang dengan cepatnya ketika dia dekat dengan Randy. Setiap pagi Randy akan selalu menunggu Naya di depan rumahnya. Dalam situasi bagaimanapun Randy selalu menyempatkan dirinya untuk selalu pergi bersama-sama tiap paginya.
Dengan cepat keduanya mengayuh sepeda mereka dan memarkirkannya. Naya tampak sangat tergesa maklum hari ini prof. Hwang yang terkenal sebagai dosen killer akan mengisi materi kuliah Naya untuk pagi itu. Sedangkan Randy hanya tersenyum kecil memandang muka Naya yang penuh dengan ketakutan. Kemudian keduanya pun berpisah. Naya masuk dalam jurusan arsitek karena hobi dan bakatnya yang memang tertanam dari sang Ayah yang juga seorang arsitektur ternama. Sedangkan Randy masuk dalam jurusan Tata Boga dengan keahliannya sebagai juru masak.
Randy memang punya keahlian dalam bidang memasak dengan kedua tangannya dia bisa menghasilkan makanan yang rasanya tiada duanya. Walaupun begitu, sebenarnya dia hanya tertarik pada satu hal yaitu ice cream. Apapun akan dia lakukan demi menciptakan nilai rasa baru pada ice creamnya. Hingga sekarang dia terus berusaha berekspremin membuat segala macam ice cream yang bisa membuat para pelanggan dan dirinya puas. Hal itu lah yang membuat dia berhasil mendirikan sebuah cafe yang penuh dengan bermacam hidangan ice cream.
***to be continued
by Puja
0 komentar:
Posting Komentar